09/10/08

Artikel 1/3: Profil Goodreads Indonesia di Kompas 5 Okt 08

Kami Tidak Pandang Buku
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/05/01455467/kami.tidak.pandang.buku

Minggu, 5 Oktober 2008
Lusiana Indriasari



Buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya. Agar semakin banyak orang gemar membaca buku, komunitas pencinta buku Goodreads Indonesia aktif mengadakan kegiatan baca buku bersama.

Sesekali mereka juga menapak tilas dari buku berlatar belakang sejarah. Salah satu buku yang memberi gagasan itu adalah novel fiksi Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC karya ES Ito.

Demi menelusuri tempat bersejarah yang disebut-sebut dalam buku itu, Goodreads Indonesia menggandeng komunitas Sahabat Museum dan Jakarta’s Bookworms. Mereka lalu melakukan perjalanan mulai dari Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) hingga ke Pulau Onrust di Kepulauan Seribu.

Minggu (3/8) lalu, sekitar 350 orang dari berbagai usia berkumpul di Museum Fatahillah. Dengan 12 kapal tongkang sewaan mereka lalu berlayar ke Pulau Onrust.

Tidak lupa sang penulis novel, ES Ito, pun diajak serta. Ada juga pakar sejarah Jakarta, Alwi Shihab, dan Lilie Suratminto, penulis buku Makna Sosio Historis Batu Nisan VOC di Batavia.

Sambil menelusuri tempat-tempat bersejarah itu peserta asyik mendengarkan cerita di balik tempat bersejarah yang dikunjungi dari Alwi Shihab dan Lilie.

”Setelah membaca bukunya, kami ingin melihat langsung tempat bersejarah itu,” kata Amang Suramang, salah satu moderator komunitas Goodreads Indonesia.

Museum Fatahillah dipilih sebagai tempat berkumpul karena dalam Rahasia Meede, ES Ito menulis ada terowongan tua di Jakarta yang pintu masuknya berada di dalam Museum Fatahillah. Rute terowongan itu diyakini menuju tempat persembunyian emas VOC.

Rak buku
Komunitas Goodreads sebenarnya adalah komunitas baca internasional yang digagas Otis Chandler pada tahun 2007. Otis adalah pemilik perusahaan penerbitan di Amerika Serikat yang juga menerbitkan Los Angeles Times.

Pada bulan Juni tahun 2007, pencinta buku di Indonesia, Femmy Syahrani, membentuk grup di situs internet Goodreads internasional dan dikenal dengan nama Goodreads Indonesia. Sekarang komunitas ini digawangi lima moderator, yaitu Femmy, Amang, Roos, Lita, dan Gieb. Anggota komunitas Goodreads Indonesia kini sudah mencapai lebih dari 1.190 orang.

Di situs Goodreads Indonesia, masing-masing anggota memiliki ”rak buku” dan memajang koleksi buku yang mereka miliki. Saat mengeklik profil anggota, langsung terpampang deretan buku yang mereka miliki, lengkap dengan pemeringkatannya. ”Kalau ada yang berminat dan sudah saling kenal, bisa tukar-tukaran baca,” kata Amang yang punya koleksi 515 buku, termasuk tiga buku yang dilarang beredar di dalam negeri.

Menonton bersama
Oleh komunitas Goodreads Indonesia, membaca dibuat menjadi kegiatan menyenangkan. Selain melakukan kegiatan membaca bersama yang periode bacanya ditentukan, komunitas ini juga melengkapi imajinasi mereka dengan nonton film bersama.

Banyak buku yang sudah difilmkan menjadi santapan bagi para pencinta buku Goodreads Indonesia. Film-film yang beredar di pasaran seperti Harry Potter, Narnia, atau Laskar Pelangi yang diangkat dari buku sudah pasti menarik bagi anggota Goodreads Indonesia.

Selain menonton di bioskop, anggota komunitas juga menonton film-film dari DVD atau VCD. Sebagian film itu sudah sulit diperoleh di pasaran. ”Kami pernah nonton bersama film To Kill a Mocking Bird versi hitam-putih,” kata Gieb (30). Novel To Kill a Mocking Bird karya Harper Lee ini diangkat ke layar lebar tahun 1962 dan dibintangi aktor kawakan Gregory Peck.

Film-film zaman dulu ini dimiliki Aldo, salah satu anggota Goodreads Indonesia. Selain gemar mengoleksi buku, Aldo juga dikenal gemar mengoleksi film.

Meski usianya baru 1,5 tahun, tetapi komunitas pencinta buku ini termasuk yang paling aktif berkegiatan dibandingkan komunitas serupa lainnya. Dengan berinteraksi di dunia maya, mereka menggelar kegiatan baca buku bersama, lomba meresensi buku, dan diskusi buku.

Melalui dunia maya, mereka juga menggalang relawan untuk mengaktifkan perpustakaan di sekitar pembaca dengan membentuk wadah Sobat Perpus.

Rencananya Sobat Perpus akan mendata perpustakaan mana saja yang perlu dihidupkan lagi lalu mencari donasi untuk berkegiatan di perpustakaan tersebut atau untuk menambah koleksi buku.

”Kami bercita-cita membangun budaya membaca di masyarakat kita,” kata Amang. Dengan beragam kegiatannya, komunitas Goodreads Indonesia mencoba membentuk diri menjadi pembaca aktif. Mereka tidak ingin sekadar membaca buku lalu buku itu disimpan di rak setelah selesai dibaca.

Simak tekad mereka seperti tertulis di situs http://www.goodreads.com/group/show/345.Indonesia.

”Kami hidup untuk membaca buku. Buku apa saja boleh dibaca. Buku apa saja boleh dibicarakan. Pokoknya kami tidak pandang buku. Yang terpenting bagi kami, di milis ini kami bisa berbagi gagasan, pemikiran, dan perasaan dengan teman-teman sesama kutu buku.”

Tidak ada komentar :