09/10/08

Artikel 2/3: Profil Goodreads Indonesia di Kompas 5 Okt 08

Pergaulan
Bukan Kutu Buku yang Kuper
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/05/01453298/bukan.kutu.buku.yang.kuper



"Meski kami kutu buku, tetapi kami bukan kutu buku pendiam atau kutu buku kuper (kurang pergaulan),” kata Monic (30-an), anggota komunitas Goodreads Indonesia di sebuah kafe di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Anggota komunitas ini, Senin (22/9), berkumpul untuk buka puasa bersama. Dengan kacamata tebalnya, Monic memang tampak seperti kutu buku seperti dicitrakan banyak orang. Akan tetapi, perempuan yang mempunyai usaha perkebunan ini jauh dari kesan pendiam.

”Saya senang ikut komunitas semacam Goodreads ini karena membuat saya tidak menjadi kuper,” tutur Monic.

Dengan ikut Goodreads Indonesia, Monic juga menjadi lebih terpacu rajin membaca buku. Biasanya, untuk buku setebal 300 halaman, misalnya, Monic membutuhkan waktu hampir satu bulan membacanya. Setelah ikut Goodreads ia bisa membaca buku setebal 500 halaman dalam waktu dua minggu.

Fara, anggota lain, juga merasakan manfaat bergabung dengan komunitas pencinta buku. Selama ini Fara kalau pergi ke toko buku selalu kebingungan memilih buku mana yang bagus dan enak dibaca.

”Saya selalu lapar mata. Ingin membeli banyak buku yang dipajang di rak toko buku, padahal belum tentu isinya bagus semua,” kata Fara yang sekarang bisa melihat resensi buku yang dibuat teman-temannya sebelum memutuskan membeli buku. Cara itu dianggap lebih hemat.

Bergabung dengan komunitas yang anggotanya punya kesamaan hobi dianggap menyenangkan karena mereka merasa satu hati sehingga lebih mudah menjalin pertemanan.

”Kami boleh berdiskusi sengit menanggapi satu buku. Ada pro dan kontra, tetapi setelah diskusi selesai kami berteman lagi,” tutur Gieb yang juga menjadi salah satu moderator Goodreads Indonesia.

Gieb bercerita, ketika muncul buku Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, anggota komunitas ini terlibat perdebatan sengit. Ada yang memuji karya Habiburrahman, tetapi banyak pula yang mengkritik karena mengusung tema poligami.

”Kalau diskusinya sudah menjurus ke saling caci maki, moderator langsung menghentikan,” kata Gieb. (IND)

Tidak ada komentar :